About Me
- mujiantono
- Saya adalah seorang guru Matematika di sebuah sekolah swasta di Bontang Kalimantan Timur. Saya sangat senang dengan profesi saya sebagai guru, karena disini saya mendapatkan banyak tantangan, mendapatkan banyak ilmu, banyak karakter dan banyak lagi. Selain itu banyak dinamika yang terjadi setiap saat.
Kamis, 29 April 2010
Di Sisinya Selalu Ada Cinta
11.27 |
Diposting oleh
mujiantono |
Edit Entri
Author: Abu Aufa
Pagi yang cerah selalu membuatku bergairah menapakkan kaki di aspal hitam yang masih tampak basah. Merentas jeruji cahaya mentari yang masih malu menembus putihnya awan, bertemankan canda mesra kupu-kupu beraneka warna dan bunga-bunga yang merekah. Megahnya simfoni alam yang melantunkan senandung tasbih dan tahmid dari tetesan sisa-sisa embun di tanah, seakan menambah pesona pagi yang indah.
Di jalanan juga tampak banyak orang yang dengan penuh semangat berolah raga. Ada yang hanya berjalan santai menghirup udara segar, ada pula yang berlari-lari kecil dan tak sedikit yang terlihat menuntun anjingnya yang bergerak lincah kesana kemari. Wajah-wajah mereka terlihat segar dielus lembut sinar mentari pagi, padahal beberapa di antaranya tampak tidak lagi berusia muda, terlihat dari guratan-guratan keriput di wajah.
Tampak dari kejauhan dua sosok manusia berjalan ke arahku, "Selalu mereka," aku bergumam dalam hati. Semakin dekat, semakin terdengar nafas yang terengah-engah dan terlihat simbahan peluh yang mengucur membasahi sekujur tubuh mereka.
"Ohayou gozaimasu," sapa obachan itu ramah seraya sedikit membungkukkan tubuhnya.
Di sampingnya, anak lelaki yang berkepala besar dan berperawakan pendek itu juga terdengar menyapa, namun dengan suara tak jelas. Terlihat dari raut wajahnya ia berbeda dengan anak yang umurnya sebaya. Wajah itu berhiaskan mata yang sipit dan turun, dagu yang kecil membuat lidah terlihat menonjol keluar serta lebar tengkorak tampak pendek di kepalanya yang dicukur botak.
Sekali-kali tangan lebar dengan jari-jari pendek itu susah payah menyeka wajahnya dengan handuk kecil, tampak koordinasi gerakan tangannya lemah sekali. Tak jarang obachan di sebelahnya ikut membantu, dihapusnya cucuran keringat anak lelaki itu dengan kasih sayang, penuh selaksa cinta yang terpancar jelas dari binar matanya. Seketika, mata anak lelaki yang sering menatap kosong itu pun terlihat senang.
"Kono ko wa uchi no musuko desu," katanya terdengar jelas dan bangga, seakan tahu pertanyaan yang menyergap di benakku.
Aku hanya tersenyum, menganggukkan kepala dan tak berkata apa-apa. Seiring langkah mereka yang semakin menjauh, kutatap kepergian obachan dan anak lelaki yang berjalan goyah itu dengan perasaan berkecamuk menjadi satu. Pikiranku lalu menerawang, menembus lorong ruang dan waktu. Melayang, meninggalkan sosok tubuhku yang masih berdiri tak bergeming, takjub dengan sebuah keajaiban cinta.
Cinta seorang ibunda kepada anak-anaknya memang membuat kita selalu terpesona. Jikalau kasih seorang anak adalah sepanjang galah, kasih ibunda tentu sepanjang jalan. Bahkan andaikan kasih anak itu sepanjang jalan, maka kasih ibunda adalah sepanjang masa.
Obachan itu pasti tak pernah tahu bahwa ada surga di telapak kakinya, sehingga ia merasa perlakuannya biasa-biasa saja. Namun bagiku, ia adalah seorang wanita istimewa yang di sisinya selalu ada cinta, karena amanah berupa seorang anak yang cacat mental hanya dianugerahkan kepada wanita-wanita istimewa.
ALLAHua'lam bi shawab.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,
Abu Aufa
Pagi yang cerah selalu membuatku bergairah menapakkan kaki di aspal hitam yang masih tampak basah. Merentas jeruji cahaya mentari yang masih malu menembus putihnya awan, bertemankan canda mesra kupu-kupu beraneka warna dan bunga-bunga yang merekah. Megahnya simfoni alam yang melantunkan senandung tasbih dan tahmid dari tetesan sisa-sisa embun di tanah, seakan menambah pesona pagi yang indah.
Di jalanan juga tampak banyak orang yang dengan penuh semangat berolah raga. Ada yang hanya berjalan santai menghirup udara segar, ada pula yang berlari-lari kecil dan tak sedikit yang terlihat menuntun anjingnya yang bergerak lincah kesana kemari. Wajah-wajah mereka terlihat segar dielus lembut sinar mentari pagi, padahal beberapa di antaranya tampak tidak lagi berusia muda, terlihat dari guratan-guratan keriput di wajah.
Tampak dari kejauhan dua sosok manusia berjalan ke arahku, "Selalu mereka," aku bergumam dalam hati. Semakin dekat, semakin terdengar nafas yang terengah-engah dan terlihat simbahan peluh yang mengucur membasahi sekujur tubuh mereka.
"Ohayou gozaimasu," sapa obachan itu ramah seraya sedikit membungkukkan tubuhnya.
Di sampingnya, anak lelaki yang berkepala besar dan berperawakan pendek itu juga terdengar menyapa, namun dengan suara tak jelas. Terlihat dari raut wajahnya ia berbeda dengan anak yang umurnya sebaya. Wajah itu berhiaskan mata yang sipit dan turun, dagu yang kecil membuat lidah terlihat menonjol keluar serta lebar tengkorak tampak pendek di kepalanya yang dicukur botak.
Sekali-kali tangan lebar dengan jari-jari pendek itu susah payah menyeka wajahnya dengan handuk kecil, tampak koordinasi gerakan tangannya lemah sekali. Tak jarang obachan di sebelahnya ikut membantu, dihapusnya cucuran keringat anak lelaki itu dengan kasih sayang, penuh selaksa cinta yang terpancar jelas dari binar matanya. Seketika, mata anak lelaki yang sering menatap kosong itu pun terlihat senang.
"Kono ko wa uchi no musuko desu," katanya terdengar jelas dan bangga, seakan tahu pertanyaan yang menyergap di benakku.
Aku hanya tersenyum, menganggukkan kepala dan tak berkata apa-apa. Seiring langkah mereka yang semakin menjauh, kutatap kepergian obachan dan anak lelaki yang berjalan goyah itu dengan perasaan berkecamuk menjadi satu. Pikiranku lalu menerawang, menembus lorong ruang dan waktu. Melayang, meninggalkan sosok tubuhku yang masih berdiri tak bergeming, takjub dengan sebuah keajaiban cinta.
Cinta seorang ibunda kepada anak-anaknya memang membuat kita selalu terpesona. Jikalau kasih seorang anak adalah sepanjang galah, kasih ibunda tentu sepanjang jalan. Bahkan andaikan kasih anak itu sepanjang jalan, maka kasih ibunda adalah sepanjang masa.
Obachan itu pasti tak pernah tahu bahwa ada surga di telapak kakinya, sehingga ia merasa perlakuannya biasa-biasa saja. Namun bagiku, ia adalah seorang wanita istimewa yang di sisinya selalu ada cinta, karena amanah berupa seorang anak yang cacat mental hanya dianugerahkan kepada wanita-wanita istimewa.
ALLAHua'lam bi shawab.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,
Abu Aufa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Waktu
Blog Archive
-
▼
2010
(116)
-
▼
April
(65)
- Renungan Buat Sang Suami
- Duri Dalam Jiwa (Asywak)
- Pohon Berduri
- "Arjuna dan Sang Bidadari"
- Dari Ibu, Kita Belajar Mengenal Allah
- CINTA TAK TERBATAS
- Say no to gosip
- 5 (Lima) "S"
- Jangan Terlena Dengan Kenikmatan Semu Itu
- Di Sisinya Selalu Ada Cinta
- Hanya Ingin Kau Berubah
- RAHASIA KASIH SAYANG ALLAH
- SUARA YANG DIDENGAR MAYAT
- Ya Alloh...
- Dalam genggaman cinta mu
- Embun di Daun Semanggi
- Mampukah aku ya Rabb
- Tujuh Langit, Tidak Berarti Tujuh Lapis
- Kisah Azlina, Saat Dua Jam Mati Suri di MMC Melaka...
- Indahnya Pahala Menahan Amarah
- Muhasabah di hari Ulang tahun ke 35
- Muhasabah di Hari Ulang Tahunku
- Mendeteksi Sehatnya Qalbu (Hati)
- Kupinang Engkau dengan Hamdalah
- Nasehat: Pelita Bagi Gelapnya Hati
- Jika Tanpa Ampunan~Mu
- Mengenal Imam al-Bukhari
- AIRMATA RASULULLAH SAW...
- Betapa Sedikit Syukur Kita
- Bergeraknya Gunung Di Bumi
- Orang yang Dilindungi Allah
- Sebab utama laki2 di tarik ke neraka oleh wanita
- Bersama Kita Jelang Surga
- Menjadi Bidadari Dunia dan Akhirat
- Kasih Tak Sampai
- Bidadari Kecil Itu Tak Pernah Sendiri
- Sharing sama Allah yuk
- Rencana Tuhan itu Indah
- Menebar Sejuta Cinta Buat Dia
- Bila Hati Bercahaya
- Sebening Kaca
- Kisah Nenek Pemungut Daun
- Munculnya Awan Bertuliskan Allah Dan Muhammad Mung...
- Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia
- Tetesan Air Mata
- Dalam genggaman cinta mu
- Doa Para Akhwat yang sangat merindukan datangnya s...
- Doa untuk Kekasih...
- Air Mata Ayah
- Izinkan Aku Menciummu, Ibu
- 12 Barisan di Akhirat
- Do'a Untuk Orang Tua
- Menghias hati dengan menangis
- Umur yang mencair seperti es
- Sepenggal doa Untukmu
- Anugerah Terindah Milik Kita
- Anugerah Terindah Milik Kita
- Aku Makin Cantik Hari Ini
- Merengkuh Cinta dalam Buaian Pena
- Do'a dikala ragu akan dirinya
- Tanganmu, Ibu.
- Embun di Daun Semanggi
- Jika Kau Menjadi Istriku Nanti
- Kala Cinta Datang Menggoda
- Email Dari Rasul
-
▼
April
(65)
0 komentar:
Posting Komentar