About Me
- mujiantono
- Saya adalah seorang guru Matematika di sebuah sekolah swasta di Bontang Kalimantan Timur. Saya sangat senang dengan profesi saya sebagai guru, karena disini saya mendapatkan banyak tantangan, mendapatkan banyak ilmu, banyak karakter dan banyak lagi. Selain itu banyak dinamika yang terjadi setiap saat.
Rabu, 28 April 2010
RAHASIA KASIH SAYANG ALLAH
07.46 |
Diposting oleh
mujiantono |
Edit Entri
Begitu tidak terhingga kasih sayang Allah kepada manusia. Allah ciptakan bumi tempat berdiam. Allah ciptakan langit sebagai atapnya. Dari langit ini Allah kirimkan hujan untuk menghidupkan bumi, dan menumbukan pohonan. Lalu dari pohonan itu Allah keluarkan buah-buahan yang aneka ragam ( QS Al Baqarah : 21-22 ). Tidak hanya itu, Allah juga menciptakan laut untuk berlayar, didalamnya terdapat aneka ragam ikan yang Allah halalkan untuk manusia. Di daratan juga Allah ciptakan binatang-binatang yang dihalakan. Tanpa ini semua manusia tentu tidak bisa bertahan. Penghidupan di atas dunia pasti kurang sempurna.
Imam Ar Razi ketika menafsirkan " arrahmanurrahiem " ( Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ) dalam surat Al-Fatihah, mengungkap betapa kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya sungguh demikian tak terhingga. Ada dua kisah – kata Imam Ar Razi – dalam hal ini yang sangat menarik : Pertama kisah pengalaman Ibrahin bin Adham. Ibrahim menceritakan bahwa suatu hari ia pernah disuguhi makanan oleh suatu kaum yang ia kunjungi. Ketika hendak menyuapnya, tiba-tiba dating seekor gagak mengambil makanan itu. Ibrahim segera mengintai kemana gagak itu pergi. Tidak beberapa jauh gagak itu tiba-tiba menjatuhkan makanan yang diambilnya itu ke sebuah tempat. Ibrahim segera pergi ke tempat itu. Sesampainya di sana Ibrahim tahu, bahwa ternyata makanan tersebut dijatuhkan ke mulut seorang yang sedang terbaring dalam keadaan terikat. Maha suci Allah yang telah menggerakkan gagak ini untuk membantu hambanya yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Kisah kedua – kata Imam Ar Razi terjadi pada Dzin Nun. Dzin Nun bercerita "Suatu hari saya merasa tidak enak di dalam rumah. Saya segera keluar. Saya ikuti langkah saya yang tidak pasti. Sampai kemudian saya tiba di tepi sungai Niel. Di sana saya tiba-tiba melihat seekor kalajengking yang begitu kekar, berjalan menuju sungai Niel. Saya ikuti arah jalannya. Dan ternyata di tepi sungai itu sudah ada seekor kodok yang nampak sedang menunggunya. Kalajengking itu langsung melompat ke kodok tersebut. Kodok segera berangkat, berenang menggendong si kalajengking ke tepi sungai Neil yang lain. Saya segera mengikutinya dengan mengendari sebuah perahu kecil. Di sana saya menyaksikan kejadian yang sungguh mengagumkan. Saya melihat seorang anak muda yang sedang tidur di bawah rindang sebuah pohon. Di sampingnya ada seekor ular yang hendak menyerangnya. Namun ternyata kemudian Kalajengking itu melompat ke ular tersebut. Lalu terjadilah pertarungan yang seru antara kedua mahluk itu. Sampai keduanya sama-sama mati. Dan si anak muda tetap tidur nyenyak ". ( Mafaatihul Gahib : karya Ar Razi : jilid : 1, hal. : 237 ) Maha suci Allah yang telah mengutus seekor Kalajengking dan seekor kodok untuk menyelamatkan seorang hambanya yang sedang tidur nyenyak itu.
Bukti lainnya kita saksikan di dalam diri kita. Allah ciptakan jantung yang sangat menentukan bagi hidup dan tidaknya tubuh yang kita miliki. Allah ciptakan mata untuk melihat. Allah ciptakan tangan, kaki, pendengaran. Allah ciptakan akal. Tanpa itu semua kita akan mati. Kemanusiaan kita tidak akan berfungsi. Allah tahu bahwa akal kita sangat terbatas. Ia butuh bimbingan wahyu untuk bagaimana menjalani hidup kemanusiannya di muka bumi. Karena itu - agar tidak bingung - Allah utus nabi-nabi. Tugas mereka adalah membimbing manusia bagaimana cara hidup. Dan kepada nabi terakhir Muhammad SAW, Allah turunkan syariat yang lengkap yaitu " Al-Qur'an ".
Dengarkan Al-Qur'an memulai suratnya " Al-baqarah " dengan ayatnya " alif laam miem, dzaalikal kitabu laa raiba fieh hudan lil muttaqien " (alif laam miem, inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya. Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa). Masih ragukah manusia dengan penegasan ini? Tapi mengapa masih banyak di antara manusia yang sombong. Ia tidak mau bimbingan Allah. Ia lupakan semua nikmat-nikmat dan kasih sayang Allah yang tak terhingga itu. Ia lantas mengaku independent. Akal yang dimilikinya dituhankan. Ia merasa tidak butuh lagi bimbingan wahyu. Padahal ia sangat tergantung terhadapNya. Ia tidak bisa hidup tanpaNya.
Amir Faishol Fath
Imam Ar Razi ketika menafsirkan " arrahmanurrahiem " ( Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ) dalam surat Al-Fatihah, mengungkap betapa kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya sungguh demikian tak terhingga. Ada dua kisah – kata Imam Ar Razi – dalam hal ini yang sangat menarik : Pertama kisah pengalaman Ibrahin bin Adham. Ibrahim menceritakan bahwa suatu hari ia pernah disuguhi makanan oleh suatu kaum yang ia kunjungi. Ketika hendak menyuapnya, tiba-tiba dating seekor gagak mengambil makanan itu. Ibrahim segera mengintai kemana gagak itu pergi. Tidak beberapa jauh gagak itu tiba-tiba menjatuhkan makanan yang diambilnya itu ke sebuah tempat. Ibrahim segera pergi ke tempat itu. Sesampainya di sana Ibrahim tahu, bahwa ternyata makanan tersebut dijatuhkan ke mulut seorang yang sedang terbaring dalam keadaan terikat. Maha suci Allah yang telah menggerakkan gagak ini untuk membantu hambanya yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Kisah kedua – kata Imam Ar Razi terjadi pada Dzin Nun. Dzin Nun bercerita "Suatu hari saya merasa tidak enak di dalam rumah. Saya segera keluar. Saya ikuti langkah saya yang tidak pasti. Sampai kemudian saya tiba di tepi sungai Niel. Di sana saya tiba-tiba melihat seekor kalajengking yang begitu kekar, berjalan menuju sungai Niel. Saya ikuti arah jalannya. Dan ternyata di tepi sungai itu sudah ada seekor kodok yang nampak sedang menunggunya. Kalajengking itu langsung melompat ke kodok tersebut. Kodok segera berangkat, berenang menggendong si kalajengking ke tepi sungai Neil yang lain. Saya segera mengikutinya dengan mengendari sebuah perahu kecil. Di sana saya menyaksikan kejadian yang sungguh mengagumkan. Saya melihat seorang anak muda yang sedang tidur di bawah rindang sebuah pohon. Di sampingnya ada seekor ular yang hendak menyerangnya. Namun ternyata kemudian Kalajengking itu melompat ke ular tersebut. Lalu terjadilah pertarungan yang seru antara kedua mahluk itu. Sampai keduanya sama-sama mati. Dan si anak muda tetap tidur nyenyak ". ( Mafaatihul Gahib : karya Ar Razi : jilid : 1, hal. : 237 ) Maha suci Allah yang telah mengutus seekor Kalajengking dan seekor kodok untuk menyelamatkan seorang hambanya yang sedang tidur nyenyak itu.
Bukti lainnya kita saksikan di dalam diri kita. Allah ciptakan jantung yang sangat menentukan bagi hidup dan tidaknya tubuh yang kita miliki. Allah ciptakan mata untuk melihat. Allah ciptakan tangan, kaki, pendengaran. Allah ciptakan akal. Tanpa itu semua kita akan mati. Kemanusiaan kita tidak akan berfungsi. Allah tahu bahwa akal kita sangat terbatas. Ia butuh bimbingan wahyu untuk bagaimana menjalani hidup kemanusiannya di muka bumi. Karena itu - agar tidak bingung - Allah utus nabi-nabi. Tugas mereka adalah membimbing manusia bagaimana cara hidup. Dan kepada nabi terakhir Muhammad SAW, Allah turunkan syariat yang lengkap yaitu " Al-Qur'an ".
Dengarkan Al-Qur'an memulai suratnya " Al-baqarah " dengan ayatnya " alif laam miem, dzaalikal kitabu laa raiba fieh hudan lil muttaqien " (alif laam miem, inilah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya. Sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa). Masih ragukah manusia dengan penegasan ini? Tapi mengapa masih banyak di antara manusia yang sombong. Ia tidak mau bimbingan Allah. Ia lupakan semua nikmat-nikmat dan kasih sayang Allah yang tak terhingga itu. Ia lantas mengaku independent. Akal yang dimilikinya dituhankan. Ia merasa tidak butuh lagi bimbingan wahyu. Padahal ia sangat tergantung terhadapNya. Ia tidak bisa hidup tanpaNya.
Amir Faishol Fath
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Waktu
Blog Archive
-
▼
2010
(116)
-
▼
April
(65)
- Renungan Buat Sang Suami
- Duri Dalam Jiwa (Asywak)
- Pohon Berduri
- "Arjuna dan Sang Bidadari"
- Dari Ibu, Kita Belajar Mengenal Allah
- CINTA TAK TERBATAS
- Say no to gosip
- 5 (Lima) "S"
- Jangan Terlena Dengan Kenikmatan Semu Itu
- Di Sisinya Selalu Ada Cinta
- Hanya Ingin Kau Berubah
- RAHASIA KASIH SAYANG ALLAH
- SUARA YANG DIDENGAR MAYAT
- Ya Alloh...
- Dalam genggaman cinta mu
- Embun di Daun Semanggi
- Mampukah aku ya Rabb
- Tujuh Langit, Tidak Berarti Tujuh Lapis
- Kisah Azlina, Saat Dua Jam Mati Suri di MMC Melaka...
- Indahnya Pahala Menahan Amarah
- Muhasabah di hari Ulang tahun ke 35
- Muhasabah di Hari Ulang Tahunku
- Mendeteksi Sehatnya Qalbu (Hati)
- Kupinang Engkau dengan Hamdalah
- Nasehat: Pelita Bagi Gelapnya Hati
- Jika Tanpa Ampunan~Mu
- Mengenal Imam al-Bukhari
- AIRMATA RASULULLAH SAW...
- Betapa Sedikit Syukur Kita
- Bergeraknya Gunung Di Bumi
- Orang yang Dilindungi Allah
- Sebab utama laki2 di tarik ke neraka oleh wanita
- Bersama Kita Jelang Surga
- Menjadi Bidadari Dunia dan Akhirat
- Kasih Tak Sampai
- Bidadari Kecil Itu Tak Pernah Sendiri
- Sharing sama Allah yuk
- Rencana Tuhan itu Indah
- Menebar Sejuta Cinta Buat Dia
- Bila Hati Bercahaya
- Sebening Kaca
- Kisah Nenek Pemungut Daun
- Munculnya Awan Bertuliskan Allah Dan Muhammad Mung...
- Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia
- Tetesan Air Mata
- Dalam genggaman cinta mu
- Doa Para Akhwat yang sangat merindukan datangnya s...
- Doa untuk Kekasih...
- Air Mata Ayah
- Izinkan Aku Menciummu, Ibu
- 12 Barisan di Akhirat
- Do'a Untuk Orang Tua
- Menghias hati dengan menangis
- Umur yang mencair seperti es
- Sepenggal doa Untukmu
- Anugerah Terindah Milik Kita
- Anugerah Terindah Milik Kita
- Aku Makin Cantik Hari Ini
- Merengkuh Cinta dalam Buaian Pena
- Do'a dikala ragu akan dirinya
- Tanganmu, Ibu.
- Embun di Daun Semanggi
- Jika Kau Menjadi Istriku Nanti
- Kala Cinta Datang Menggoda
- Email Dari Rasul
-
▼
April
(65)
0 komentar:
Posting Komentar